Daftar Blog Saya

Minggu, 01 April 2012

Cerpenku

Perjalananku Menggapai Bintang

Di sudut desa di sebuah rumah mungil sederhana, disanalah aku tinggal. Namaku Tangguh, tepat 18 tahun yang lalu aku dilahirkan dari keluarga pasangan Bapak Hartono dan Ibu Kartini. Aku terlahir dari 2 bersaudara, kakaku bernama Mentari. Keluarga kami sangat bahagia, Alhamdulillah kami hidup dengan keadaan berkecukupan, semua keinginanku hampir semua dipenuhi, meskipun setelah ayahku memberi janji berkali-kali. Aku termasuk gadis yang yang ceria dan pantang menyerah, sesuai dengan namaku memang, mungkin itulah maksud kedua orang tuaku memberi nama tangguh, agar kelak aku menjadi anak yang pemberani dan pantang menyerah. Setiap hari ketika kedua orang tuaku bekerja aku selalu bermain sendiri dengan amat gembira, meski kadang ditemani kakakku dan beberapa saudaraku. Hampir setiap sore aku selalu pulang dari rumah tanteku dengan keadaan yang rapi setelah seharian bermain-main. Ketika menginjak usia 5 tahun aku mulai mengikuti kegiatan persekolahan, aku mulai masuk TK. Awalnya aku berangkat sekolah diantar bundaku tercinta tetapi lama kelamaan aku disuruh berangkat bersama kakakku, ya memang kakakku saat itu juga bersekolah ditempat yang sama denganku. Meski kadang kala hati kecilku merasa iri dengan teman-tamanku yang selalu diantar oleh orang tuanya masing-masing. Suatu ketika kakakku ada pelajaran tambahan di sekolah untuk persiapan Ujian Nasional dan kakakku harus berangkat pagi-pagi maka otomatis akupun harus ikut berangkat pagi pula, aku masih teringat saat itu aku langsung sakit karena masuk angin akibat berangkat pagi, kemudian aku di ijinkan pulang dan diantar kakakku. Hari demi hari terus berlalu dengan sangat menyenangkan bagiku. Setiap hari aku selalu di ajak main oleh kakakku bersama teman-temannya, mulai dari main petak umpet, main lumpur, dan sebagainya. Satu hal yang sampai saat ini tak bisa aku lupakan adalah ketika aku bidonceng oleh kakakku naik sepeda tetapi sepedanya tidak ada boncengannya, maka otomatis kakakku harus berbagi tempat duduknya dengan aku.

Aku termasuk siswa yang mungkin bisa dibilang pandai lah, sebab sejak kecil aku sering mendapat peringkat kelas, saat ini aku duduk dibangku kelas III. Namun karena sesuatu hal semua tentang diriku berubah seratus delapan puluh derajat. Aku yang dulunya anak ceria dan lincah kini berubah manjadi anak yang penakut dan mudah menangis, aku tidak mau pergi ke sekolah dan melakukan hal apapun seperti dahulu. Semua orang disekitarku sangat terkejut dengan keadaanku saat itu, dan orang yang paling khawatir atas sikapku ini adalah orang yang sangat aku cintai dan mencintai aku, yah, mereka adalah ayah bundaku tercinta. Mereka berusaha mencari tahu penyebab perubahan yang terjadi pada diriku, serta berusaha mencari solusinya. Setiap pagi aku selalu menangis, sehingga orang tuaku selalu bingung dengan hal tersebut, dan untuk membuat aku berhenti dari tangisku tersebut, orang tuaku selalu mengajakku pergi ke toko makanan ringan, disana aku boleh mengambil makanan ringan sesuka hatiku, hal yang paling aku sukai adalah es krem dan seketika itu pula aku akan berhenti dari tangisku. Hal ini terus berlangsung selama beberapa bulan, orang tuaku mencoba memeriksakan aku ke rumah sakit tetapi hasilnya nihil yakni tidak terjadi sesuatu hal pada diriku. Waktu itu aku dikasih obat oleh dokter tapi aku tak pernah tahu untuk apa obat tersebut. Setiap hari orang tuaku selalu memberi aku susu untuk kuminum bersamaan dengan obat tersebut. Saat itu aku di rontsen di sebuah rumah sakit di kotaku, saat itu aku merasa sangat takut, dalam hatiku terus bertanya-tanya untuk apa aku dibawa ke rumah sakit ini sehingga menyebabkan aku terus memberontak tetapi rontsen tersebut tetap dilaksanakan. Setelah dilihat, hasilnya juga tetaap nihil. Tidak terjadi hal yang serius pada diriku. Orang tuaku semakin bingung dengan keadaanku saat ini. Suatu ketika aku diajak ke Surabaya, seperti rumah seorang kyai, disana aku juga memberontak dan meminta pulang. Padahal saat itu aku belum bertemu dengan orang yang punya rumah tersebut. Akhirnya aku diajak pulang dan mampir ke Kebun Binatang Surabaya, disana aku bermain mobil-mobilan dan sebagainya. Aku sangat menikmati semua permainan disana, sampai-sampai aku tidak mau diajak pulang , tetapi waktu mengharuskan kami untuk pulang. Hari demi hari terus berlalu dan keanehan yang terjadi pada diriku mulai hilang. Aku yang dulunya tidak mau masuk sekolah kini mulai mau masuk sekolah, tetapi aku tak seperti Tangguh yang dulu, kini aku menjadi anak yang pemalu. Saat ini ketika aku mengingat keadaanku waktu itu aku merasa menyesal dan kasihan kepada ayah dan bundaku, tetapi aku sendiri juga tidak tahu apa sebenarnya yang terjadi padaku saat itu. Hari-hariku mulai berubah, aku kembali beraktifitas seprti dahulu, di sekolah aku sangat senang karena bisa bermain lagi dengan teman-taman.

Dua tahun telah berlalu tak terasa saat ini aku sudah duduk di bangku kels VI SD. Aku mulai disibukkan dengan persiapan ujian. Aku mulai mengikuti bimbingan belajat, try out di Sekolah serta beberapa ujian sekolah. Akhirnya waktu ujian sekolah telah tiba, aku mengikuti ujian tersebut di sekolah sebelah desaku, hal tersebut berlangsung selama empat hari serta berjalan dengan lancar, dan akan di umumkan sebulan setelahnya. Setelah menanti dengan penuh kegelisahan, kini tibalah waktu pengumuman tersebut. Pengumuman ujian telah ditempel di depan kelas dekat ruang guru. Seluruh siswa sangat antusias melihat hasil ujian mereka, begitu pula diriku. Setelah kulihat ternyata aku berada pada urutan kedua dari semua teman-temanku, meski sebenarnya hatiku sedikit kecewa karena bagiku nilaiku kurang memuaskan tetapi aku tetap bersyukur dengan hal ini. Aku bingung mencari pilihan sekolah SMP favorit, setelah kesana kemari mencari informasi, akhirnya aku jatuhkan pilihanku di SMP 2 di daerahku padahal sebenarnya aku sangat ingin bersekolah di smp 1, tapi apa daya nilaiku tak sebanding dengan teman-teman dari sekolah lain.

Kegiatan sekolah mulai berjalan, diawali dengan kegiata MOS selama 3 hari, saat itu aku menampilkan sebuah puisi islami pada malam pentas seni. Disana aku mulai beradaptasi dan bersosialisasi dengan teman-teman baru. Akhirnya kegiatan MOS berlalu, aku ditempatkan di kelas 7 E, kelas yang berada di pojok dekat dengan laboratorium komputer kuawali langkahku yang penuh ragu dan kuberanikan diri masuk ke dalam kelas. Saat beberapa langkah kulangkahkan kakiku tiba-tiba terdengar suara salah seorang memanggilku.

“Mbak duduk disini lho” suara salah seorang anak yang yang duduk dibangku paling depan nomor dua dari kanan.

“Oh iya… nama kamu siapa?” kujawab panggilannya dan kuhampiri dirinya sambil kusodorkan tanganku.

“Namaku Tara, nama kamu siapa? Mau duduk dengan aku?” jawab dia.

“Iya boleh, namaku Tangguh” jawabku.

Kami duduk sebangku selama satu tahun, dan kami sangat cocok sebab kami memang senang aktif dalam mengikuti pelajaran sehingga kami menjadi kebanggaan beberapa guru. Di kelas pojok ini aku mulai mengagumi salah seorang teman cowokku, yakni ketua kelasku. Aku mengaguminya sebab dia mempunyai karakter seperti kakak aku, karena sejak dulu aku memang mengidolakan kakakku tercinta, aku memendam perasaanku ini sendiri tanpa ada seorangpun yang ingin aku beritahu. Akhirnya satu tahun berlalu dan saat-saat pembagian raport telah tiba, hatiku sangat senang ketika aku mendapat peringkat dua di kelasku tercinta ini. Aku bangga karena hasil usahaku selama ini tidak sia-sia. Setelah pembagian raport tersebut kami semua diacak untuk menempati kelas 8 yangberbeda satu sama yang lain, disini aku ditempatkan di kelas 8D, aku duduk sebangku dengan Suci, salah seorang teman yang sudah aku kenal sejak kelas 7 dan kebetulan kami satu kelas lagi. Kelas ini menurutku kurang menyenangkan karena disini aku menjadi siswa yang kurang aktif, tetapi hal tersebut tidak membuatku bersedih karena aku masih aktif di beberapa mata pelajaran.

Hari demi hari terus berlalu, kini aku telah berada di kelas XI, sebentar lagi aku akan melaksanakan ujian Nasional, aku telah mempersiapkan diri dengan baik, aku senang karena hasil try out- try outku juga dinyatakan lulus, aku menjalani ujian dengan santai tetapi tetap serius. Pengumuman kelulusanpun telah tiba,. Aku lulus dengan nilai yang memuaskan, bayanganku saat itu aku akan masuk sekolah favorit yang aku idam-idamkan selama ini, tapi sayang orang tuaku berkehendak lain. Ayahku memintaku agar aku bersekolah di pinggiran kota dekat Ayahku bekerja karena menurut ayah sekolah tersebut termasuk sekolah faforit dan saat itu aku juga berfikir seperti itu. Tetapi setelah kujalani beberapa hari ternyata dugaanku salah. Di sekolah baruku ini aku merasa sendirian dan tak punya banak teman, ditambah lagi orang tuaku salah memilihkan aku tempat kost, di tempat kost yang aku tempati ini tak ada siswa baru. Jangankan siswa baru, siswa lama juga tak ada. Yang ada hanya PPL yang kebetulan saat itu sedang praktek mengajar di SMA yang aku tempati. Di tempat kost berwarna merah muda ini menjadi saksi linangan air mataku yang mengalir bagai derasnya air hujan. Tetapi aku tak pernah menceritakan kesedihanku ini kepada ayah dan ibundaku karena aku tak ingin mereka kecewa dengan sikapku ini, tapi lama kelamaan aku tak bisa menyenbunyikan hal ini terhadap mereka. Aku mulai memberontak, setiap aku pulang aku tak mau kembali ke tempat kost aku. Pernah suatu ketika di pagi hari waktunya aku untuk kembali ke tempat kost aku mengurung diri di kamar dan tidak mau kembali, tetapi orang tuaku tetap mamaksa dan membujuk aku untuk kembali ke tempat kost aku, seakan mereka tak mau tahu tentang persaanku ini, bahkan mereka sempat mengucapkan sebuah kata, yaitu tak menghendaki aku jika aku pindah ke sekolah lain. Mereka tetap memaksaku agar aku betah di sekolah yang aku tempati saat ini. Perlahan diriku mulai bisa bersosialisasi dan mulai betah di sekolah baruku ini ada teman baruku yang ikut tinggal denganku ditempat kostku ditambah lagi aku mulai dekat dengan kakak kelas angkatanku yang saat itu duduk di kelas XII. Kedekatan kami berawal ketika dia datang ke kelasku untuk menawarkan produk, disanalah awal perkenalan kami. Kita mulai SMS dan chatting. Aku sangat senang dengan hal ini dan mulai melupakan ketidaksukaanku terhadap sekolahku saat ini, ketika malam ia selalu datang ke tempat kost aku untuk meminjam buku ke kakak kost aku, dan yang disuruh untuk menyerahkan kepada dia adalah aku. Hatiku sangat senang terhadap hal ini sebab bisa membuat aku bisa bertemu dengannya stiap malam. Kelamaan di mulai menyatakan perasaan cintanya terhadap aku, tetapi aku tak pernah menerimanya sehingga kedekatan kami tak berlangsung lama karena saat itu aku tak ingin dia menjadi orang penting dalam hidupku, aku hanya ingin dia menjadi kakakku. Tetapi anggapanku salah. Saat itu dia baru saja jadian dengan orang lain, itulah pertama kalinya aku merasakan kekecewaan yang luar biasa menyiksaku. Badanku gemetar bercampur kedinginan, sebagai akibat bahwa aku tak rela melepaskannya bersama orang lain. Hari-hariku berlalu dengan kesedihan karena memikirkan dia yang kini bersama orang lain.

Akhirnya perasaan sedih yang ada pada diriku mulai aku hilangkan. Kutata niatku kembali untuk menuntut ilmu dan membahagiakan orang tuaku. Aku mulai belajar dengan giat, sebab saat itu aku berkeinginan untuk masuk IPA karena sebentar lagi akan ada penjurusan ketika kenaikan kelas dan aku berambisi untuk mewujudkan keinginanku tersebut. Memang konyol keinginanku itu bukankah IPA atau IPS sama saja. Ditengah perjuangnku aku selalu teringat ayah bundaku yang selalu bekerja keras untukku dan kujadikan sebagai motivasi agar aku belajar lebih giat. Hari pembagian raport telah tiba, perasaan takut bercampur sedih memenuhi fikiranku, aku tak bisa me,mbayangkan jika saat itu aku tak seperti yang aku inginkan. Mungkin jika kejadian tersebut berlangsung saat ini aku akan berfikir lebih dewasa lagi, bahwa IPA ataupun IPS itu sama saja, tergantung setiap orang masing-masing. Alhamdulillah akhirnya aku masuk IPA, tapi kesalahanku kembali terulang, aku salah memilih pilihan dan aku sakit kembali. Aku kurang menguasai pelajaran, aku kurang rajin, sehingga nilaiku turun secara derastis. Dari kajadian tersebut aku mulai introspeksi diri lagi. Aku merasa ada hal yang kurang pada diriku. Aku merasa hidup aku hampa, bukan karena cowok tetapi karena hal lain yang aku tak tahu. Aku merasa kurang cocok dengan teman sekamarku, kuceritakan keadaanku ini kepada ayah dan ibundaku tercinta, aku meminta agar aku dipindahkan ke podok pesantren, awalnya orang tuaku kurang setuju dengan permintanku tersebut sebab mereka ragu apakah aku akan betah tinggal di pondok pesantren atau tidak, tetapi setelah aku mendesak dan meyakinkan mereka bahwa aku akan betah tinggal di pesantern tersebut sebab aku sudah punya beberapa teman disana, akhirnya dengan berbagai pertimbangan mereka menyetujui permintaanku untuk pindah ke pesantren tersebut,. Aku pamit meninggalkan kost dan mulai tinggal di pesantern, dengan harapan aku akan menemukan obat dari kegelisahanku selama ini . Alhamdulillah aku menikmati kehidupanku di pesantren baruku ini, aku mendapat teman-teman baru lagi. Aku tinggal di pesantren ini dengan senang hati meski kadang ada sedikit masalah, tapi menurutku hal itu adalah bumbu bagi perjalananku di pesantren ini.

Aku sudah duduk di bangku kelas XII, dan mulai disibukkan diri dengan persiapan ujian nasional, hampir setiap hari aku selalu pulang sore, kujalani hari-hariku meski diselimuti rasa lelah. Mengaji dan mengantuk adalah hal yang sudah biasa bagiku, meski kadang hal tersebut membuatku merasa terganggu. Try out demi try out mulai dilaksanakan. Tapi sering aku menatapi kekecewaan. Hasil try out ku tak sesuai dengan yang kuharapkan. Akhirnya tibalah saat ujian nasional. Aku meyakinkan diriku bahwa selama 4 hari ini aku bisa memperoleh nilai seperti yang aku inginkan.

Kebersamaan di pesantren juga semakin akrab, seakan kami tak mau dipisahkan, tetapi waktu juga yang harus memisahkan kita, akhirussannakh di pesantren dilaksanakan dan berlangsung dengan lancar dan menarik dengan disertai tawa, tangis, dan kegembiraan. Semua tampilan membuat santri terbius, kebetulan saat itu aku barsama empat orang temanku menampilkan sebuah drama komedi, semua santri terpesona melihat penampilan kami, akhirnya acara tersebut selesai dan ditutup dengan makan bersama, disini keakraban kami lebih terlihat lagi.

Beberapa hari kemudian pengumuman hasil Ujian Nasional telah tiba semua siswa dilarang datang ke sekolah, kami disuruh menunggu di rumah, dan barang siapa yang didatangi oleh dewan guru ke rumah maka siswa tersebut dinyatakan tidak lulus, dan sebaliknya. Setelah mendengar berita bahwa seluruh siswa dinyatakan lulus 100% hatiku sangat lega dan senang dan alhamdulillah hasil ujianku memuaskan. Aku mulai mempersiapkan diri untuk mengikuti tes masuk perguruan tinggi negeri, aku mengikuti bimbingan belajar yang diadakan di sekolah, meskipun sebenarnya hatiku masih merasa bingung universitas mana yang aku inginkan yang sesuai dengan kamampuanku, aku mengikuti tes SMPTN tulis, tapi sayang aku gagal disini, kemudian aku mengikuti SPMB 1, disini aku menelan kekecewaan lagi, linangan air mata mengalir di pipiku, aku kembali gagal. Aku terus berusaha lagi dengan mengikuti SPMB 2 dan Alhamdulillah aku diterima di salah satu perguruan tinggi di Surabaya yaitu UNESA, aku sangat senang dengan diterimanya aku disini karena aku merasa sudah lelah setelah kecewa berkali-kali.

Sekitar bulan Agustus 2011 kegiatan perkuliahan telah dimulai , diawali dengan kegiatan pembukaan PKKMB, yang akan dilaksanakan selama satu semester, disini kami mendapat banyak tugas dari kakak senior sehingga selama seminggu ini kami tidak tidur semalaman. Tatapi hal itu tetap membuatku senang meski kami sering dibuat jengkel oleh kakak kelas. Aku mendapat banyak teman baru, kami dibagi menjadi beberapa kelompok dan setiap kelompok berjumlah sekitar 10 orang, kelompok kami sangat kompak, setiap malam kami selalu mengerjakan tugas bersama di Masjid. Pada hari terakhir pembukaan PKKMB kami semua disuruh untuk menulis surat madu dan surat racun, saat itu aku juga membuat 2 surat, yaitu surat madu dan racun, sesuai dengan namanya, Madu? Aku tulis sebuah surat cinta yang aku tujukan kepada kakak seniorku, tapi sayang saat itu aku salah memasukkan surat madu tersebut ke dalam amplop surat racun, sehingga surat tersebut salah kirim. Tapi untunglah suratku saat itu tidak dibacakan. Satu minggu telah berlalu, kegiatan pembukaan PKKMB telah selesai.

Kegiatan perkuliahan mulai aktif, aku mulai masuk kuliah setiap pagi, aku mulai beradaptasi dengan lingkungan pondok baruku, lingkungan kampus baruku, disinilah teman baru mulai kukenal. Awalnya aku merasa kegiatan perkuliahan lumayan santai, tetapi setelah berlangsung selama beberapa hari tugas-tugas mulai berdatangan, kami mulai disibukkan dengan tugas-tugas baru, baik tugas kelompok maupun individu. Hampir setiap hari aku pulang sore, awalnya hari-hari kulalui dengan sangat berat, tetapi lama kelamaan aku mulai terbiasa dengan tugas ini karena ketika PKKMB kami telah dibiasakan dengan banyak tugas yang harus diselesaikan dengan cepat. Di kampusku tercinta ini aku mulai mengikuti Organisasi Mahasiswa, mulai dari Pramuka, BEM, Kopma, dan sebagainya. Aku juga senang mengikuti seminar-seminar di kampusku. Akhirnya satu semester telah berlalu, Alhamdulillah aku mendapatkan IPK yang bagiku sangat memuaskan.

Tiga tahun kemudian aku mulai menyusun skripsi dan Alhamdulillah aku lulus dengan hasil yang memuaskan, aku sangat senang dengan kekerhasilanku ini, kupersembahkan semua yang aku dapatkan ini untuk ayah dan ibundaku tercinta, aku berterimakasih atas semua pengorbanan yang telah mereka berikan kepadaku selama ini, karena perkat pengorbanan dan kerja keras mereka aku bisa memakai Toga disini dengan prestasi yang memuaskan.

Aku kembali lagi ke kampung asalku, kujalani hari-hari dengan mulai mengabdikan diriku menjadi seorang pendidik di salah satu SMP Negeri di kotaku dan ketika sore aku mengajar di pondok pesantren. Aku sangat menikmati profesiku saat ini, karena pekerjaan ini adalah cita-cita masa kecilku.